a.
Pengertian
Pelanggan
Pelanggan (
customers ) adalah semua orang yang menuntut kita ( perusahaan kita ) untuk
memenuhi standar mutu tertentu, karenanya akan memberikan pengaruh kinerja kita
( perusahaan kita ).
Manajemen
Perusahaan seperti LL. Bean, Freefort dan Maine dalam Vincent Gasversz (
1997) memberikan beberapa definisi tentang pelanggan, yaitu :
· Pelanggan adalah
orang yang tidak tergantung pada kita, tetapi kitalah yang tergantung
pada mereka;
· Pelanggan adalah
orang yang membawa kita kepada keinginannya;
· Tidak ada
seorangpun pernah menang beradu argumentasi dengan pelanggan;
· Pelanggan adalah
orang yang teramat penting yang harus dipuaskan
Ernest
Kretschmer menyatakan ada korelasi positif antara bentuk tubuh manusia dengan
perilakunya berkaitan dengan ilmu Perilaku Konsumen. Ia mengkategorikan 3
tipe konsumen sbb:
1. Konsumen
tipe piknis
Ciri-ciri fisik: bentuk badan bulat, anggota
badan umumnya agak pendek, & berwajah bulat lebar.
Karakter:
-
Peramah, suka bicara, tenang, & suka humor
-
pendiam, baik hati, praktis energetic
Cara menghadapi:
(1) perhatikan
moodnya, & usahakan berbincang jika mereka menghendaki,
(2) lakukan
percakapan yang menarik,
(3) jangan
terlibat perdebatan dengan mereka,
(4) tidak
terlalu “mengambil hati” dengan apa yang mereka ucapkan
(5) bagi
yang pendiam, sebaiknya beri perhatian ekstra.
2. Konsumen
tipe leptosome
Ciri-ciri fisik : bentuk badan agak kecil &
lemah, leher dan anggota badan menunjukan kesan kurus panjang.
Karakter: angkuh , idealis
Cara menghadapi:
(1) hormati
mereka seperti seorang raja,
(2) bersikap
sabar, hormat, bijaksana, & siap melakukan permintaan mereka
(3) menyapa
mereka dengan sikap hormat
3. Konsumen
tipe atletis
Ciri-ciri fisik: bentuk badan kokoh, pundak
tampak lebar, pinggul berisi, anggota badan cukup panjang, badan berotot &
kekar, berwajah bulat telur atau lonjong
Karakter: energik namun berpenampilan kalem,
jarang humor, kaku, & tidak lekas percaya
Cara menghadapi:
(1) hindari
debat kusir,
(2) beri
kesan mereka pribadi yang cerdas,
(3) bersabar,
tidak terburu-buru,
(4) memberi
penjelasan yang sistematis,
(5) hindari
sikap mengecewakan mereka, khususnya jika mereka tidak membeli barang.
Dalam dunia penjualan, menurut pakarnya pelanggan/pembeli/konsumen
bisa dikategorikan menjadi 7 tipe sebagai berikut :
1. Pembeli
Apatis
Jenis tipe pembeli apatis
adalah jenis orang yang tidak pernah membeli apapun, dan mereka juga tidak
perduli sebagus apa produk Anda, seberapa murahnya produk Anda. Karena pada
dasarnya tipe pembeli ini mempunyai sifatyang pesimis dan sinis. Dan tipe
pembeli apatis mewakili 5% dari pasar konsumen.
2. Pembeli
Aktualisasi Diri
Pembeli aktualisasi diri
adalah kebalikan dari pembeli apatis, tipe pembeli ini mengetahui dengan pasti
apa yang mereka butuhkan, apa manfaatnya, berapa harganya, apa yang mereka beli
dan mereka segera akan mendapatkannya. Dan tipe pembeli ini juga mewakili pasar
konsumen sebesar 5%.
3. Pembeli
Analitis
Tipe pembeli analitis ini
mewakili 25% dari pasar konsumen. Tipe ini cenderung sangat detail terutama
pada masalah angka, detail pada spesifikasi dari produk yang Anda jual. Dan
biasanya tipe ini juga menekuni bidang usaha/pekerjaan dibidang akuntan,
insinyur, bankir atau apapun yang berkaitan dengan angka. Sebagai seorang
tenaga penjual maka saat Anda sedang menghadapi calon pembeli tipe analitis
maka yang perlu segera Anda presentasikan adalah hal hal yang bersifat spesifik
dari produk/jasa Anda misalnya seperti : cara kerja produk/jasa, harganya,
manfaatnya, pelayanan sesudah pembelian, dll.
4.
Pembeli Penghubung
Tipe pembeli
penghubung cenderung tidak terlalu antusias. Dan arah komunikasi dengan tipe
pembeli ini harus sabar dan pelan-pelan dalam membangun hubungan. Tipe pembeli
ini sangat tergantung dan memperhatikan pandangan, pendapat orang lain dalam
penggambilan sebuah keputusan pembelian sebuah produk. Kadang-kadang mereka sangat
perlukan pendapat dan saran tentang produk yang akan mereka beli baik itu dari
pihak keluarga, kolega, teman. Dan tipe pembeli ini juga mewakili 25% dari
pasar konsumen. Sebagai seorang tenaga penjual jika Anda sedang berhadapan
dengan tipe pembeli penghubung maka tugas Anda adalah segeralah menyakinkan
mereka mengenai produk Anda dengan cara menunjukkan siapa saja yang telah membeli
dan memakai produk Anda. Pembeli penghubung biasanya berprofesi seperti guru,
pengawai adminitrasi, dokter, perawat.
pengawai adminitrasi, dokter, perawat.
5. Pembeli
Penyetir
Tipe ini sangat fokus pada
hasil, mereka akan “to the point” dan tanpa basa-basi, mereka tidak suka
membina hubungan dengan Anda, karena mereka hanya perduli apa yang bisa
produk/jasa Anda lakukan bagi mereka. Maka berfokuslah pada saat presentasi
dengan menampilkan keunggulan-keunggulan dari produk/jasa Anda. Dan tipe pembeli
ini juga mewakili 25% dari pasar konsumen. Mereka biasanya berprofesi sebagai seorang
manajer, eksekutif, kepala cabang.
6. Pembeli
Yang Senang Bersosialisasi
Tipe pembeli ini sangat ramah,
cepat akrab, mudah bergaul dan Anda tidak akan menemukan kesulitan buat
membangun hubungan dengan mereka. Tipe pembeli ini sangat cepat setuju dengan
Anda tanpa memperhatikan apa kelebihan dari produk/jasa Anda, namun bisa saja sesudah
beberapa hari sebelum/sesudah pembelian maka mereka bisa saja sudah lupa
semuanya mengenai topic pembahasan dengan Anda. Dan tipe ini juga mewakili 25%
dari pasar konsumen.
7. Pembeli
Impulsif
Tipe pembeli ini bisa
dikatakan sangat terdorong emosional dalam memiliki sesuatu, misalnya jika ada
peluncuran produk/jasa baru seperti mobil, jam tangan, hp, baju maka merekalah
yang merupakan orang pertama yang selalu siap buat mencobanya. Dan tipe ini mewakili
sekitar 5%-10% dari pasar konsumen.
b. Perilaku
Pelanggan
Pengertian Perilaku Pelanggan/Konsumen
Perilaku konsumen merupakan tindakan–tindakan
yang terlibat secara langsung dalam memperoleh, mengkonsumsi, dan membuang
suatu produk
atau jasa,
termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan – tindakan
tersebut.
Perilaku konsumen adalah aktivitas seseorang saat
mendapatkan, mengkonsumsi, dan membuang barang atau jasa (Blackwell, Miniard,
& Engel, 2001). Sedangkan The American Marketing Association
mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran,
perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran aspek hidupnya. Dalam
kata lain perilaku konsumen mengikutkan pikiran dan perasaan yang dialami
manusia dan aksi yang dilakukan saat proses konsumsi (Peter & Olson, 2005).
Perilaku konsumen menitikberatkan pada aktivitas yang berhubungan dengan konsumsi
dari individu. Perilaku konsumen berhubungan dengan alasan dan tekanan yang mempengaruhi
pemilihan, pembelian, penggunaan, dan pembuangan barang dan jasa yang bertujuan
untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pribadi (Hanna & Wozniak, 2001).
Tipe – Tipe Perilaku Pembelian
Menurut Wilkie (1990), tipe perilaku konsumen
dalam melakukan pembelian dikelompokkan menjadi empat berdasarkan tingkat
keterlibatan pembeli dan tingkat keterlibatan diferensiasi merek, yang dijelaskan
sebagai berikut :
a. Budget Allocation
(Pengalokasian budget)
Pilihan konsumen terhadap suatu barang
dipengaruhi oleh cara bagaimana membelanjakan atau menyimpan dana yang
tersedia, kapan waktu yang tepat untuk membelanjakan uang dan apakah perlu melakukan
pinjaman untuk melakukan pembelian.
b. Product Purchase or Not (Membeli produk
atau tidak)
Perilaku pembelian yang menggambarkan pilihan
yang dibuat oleh konsumen, berkenaan dengan tiap kategori produk atau jasa itu
sendiri.
c. Store Patronage (Pemilihan tempat untuk mendapatkan produk)
c. Store Patronage (Pemilihan tempat untuk mendapatkan produk)
Perilaku pembelian berdasarkan pilihan konsumen,
berdasarkan tempat atau di mana konsumen akan melaksanakan pembelian produk
atau jasa tersebut. Misalnya, apakah lokasi bakery
menjadi salah satu faktor yang menentukan konsumen dalam melakukan proses
pembelian.
d.
Brand and Style Decision
(Keputusan atas merek dan gaya)
Pilihan konsumen untuk memutuskan secara
terperinci mengenai produk apa yang sebenarnya ingin dibeli.
Sifat dari perilaku konsumen
1.
Consumer Behavior Is Dynamic
Perilaku konsumen dikatakan
dinamis karena proses berpikir, merasakan, dan aksi dari setiap individu
konsumen, kelompok konsumen, dan perhimpunan besar konsumen selalu berubah
secara konstan. Sifat yang dinamis demikian menyebabkan pengembangan strategi
pemasaran menjadi sangat menantang sekaligus sulit. Suatu strategi dapat
berhasil pada suatu saat dan tempat tertentu tapi gagal pada saat dan tempat
lain. Karena itu suatu perusahaan harus senantiasa melakukan inovasi-inovasi
secara berkala untuk meraih
konsumennya.
konsumennya.
2.
Consumer Behavior
Involves Interactions
Dalam
perilaku konsumen terdapat interaksi antara pemikiran, perasaan, dan tindakan
manusia, serta lingkungan. Semakin dalam suatu perusahaan memahami bagaimana
interaksi tersebut mempengaruhi konsumen semakin baik perusahaan tersebut dalam
memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen serta memberikan value atau nilai
bagi konsumen.
3.
Consumer Behavior Involves
Exchange
Perilaku konsumen melibatkan pertukaran antara manusia. Dalam
kata lain seseorang memberikan sesuatu untuk orang lain dan menerima sesuatu
sebagai gantinya.
Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Perilaku Pelanggan
Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi perilaku pelanggan. Faktor-faktor tersebut dibedakan
menjadi 2 bagian yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pribadi
seorang konsumen dan faktor-faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seorang
konsumen.
A. Individual Determinants of Consumer Behavior
A. Individual Determinants of Consumer Behavior
1.
Demografis,
psikografis, dan kepribadian
Demografis berhubungan
dengan ukuran, struktur, dan pendistribusian populasi. Demografis berperan
penting dalam pemasaran. Demografis membantu peramalan trend suatu produk
bertahun-tahun mendatang serta perubahan permintaan dan pola konsumsi.
Psikografis adalah sebuah teknik operasional untuk mengukur gaya hidup. Dalam kata lain psikografis adalah penelitian mengenai profil psikologi dari konsumen. Psikografis memberikan pengukuran secara kuantitatif maupun kualitatif. Bila demografis menjelaskan siapa yang membeli suatu produk, psikografis menekankan pada penjelasan mengapa produk tersebut dibeli. Sangat penting untuk meneliti faktor psikografis termasuk kepercayaan dan nilai karena kesuksesan industri organik akan bergantung pada tingkat kemampuan memobilisasi konsumen untuk menerima produk organik (Lea & Worsley, 2005).
Kepribadian dalam bidang pemasaran memiliki arti sebagai respon yang konsisten terhadap pengaruh lingkungan. Kepribadian adalah tampilan psikologi individu yang unik dimana mempengaruhi secara konsisten bagaimana seseorang merespon lingkungannya.
2. Motivasi konsumen
Psikografis adalah sebuah teknik operasional untuk mengukur gaya hidup. Dalam kata lain psikografis adalah penelitian mengenai profil psikologi dari konsumen. Psikografis memberikan pengukuran secara kuantitatif maupun kualitatif. Bila demografis menjelaskan siapa yang membeli suatu produk, psikografis menekankan pada penjelasan mengapa produk tersebut dibeli. Sangat penting untuk meneliti faktor psikografis termasuk kepercayaan dan nilai karena kesuksesan industri organik akan bergantung pada tingkat kemampuan memobilisasi konsumen untuk menerima produk organik (Lea & Worsley, 2005).
Kepribadian dalam bidang pemasaran memiliki arti sebagai respon yang konsisten terhadap pengaruh lingkungan. Kepribadian adalah tampilan psikologi individu yang unik dimana mempengaruhi secara konsisten bagaimana seseorang merespon lingkungannya.
2. Motivasi konsumen
Dalam menjawab
pertanyaan mengenai mengapa seseorang membeli produk tertentu, hal ini
berhubungan dengan motivasi seorang konsumen. Motivasi konsumen mewakili
dorongan untuk memuaskan kebutuhan baik yang bersifat fisiologis maupun
psikologis melalui pembelian dan penggunaan suatu produk.
3.
Pengetahuan konsumen
Pengetahuan
konsumen dapat diartikan sebagai himpunan dari jumlah total atas informasi yang
dimemori yang relevan dengan pembelian produk dan penggunaan produk. Misalnya
apakah makanan organik itu, kandungan nutrisi yang terdapat di dalamnya,
manfaatnya bagi kesehatan, dan lain-lain.
4.
Intensi, sikap,
kepercayaan, dan perasaan konsumen
Intensi adalah
pendapat subjektif mengenai bagaimana seseorang bersikap di masa depan. Ada
beberapa jenis intensi konsumen. Intensi pembelian adalah pendapat mengenai apa
yang akan dibeli. Intensi pembelian kembali adalah apakah akan membeli barang
yang sama dengan sebelumnya. Intensi pembelanjaan adalah dimana konsumen akan
merencanakan sebuah produk akan dibeli. Intensi pengeluaran adalah berapa
banyak uang yang akan digunakan. Intensi pencarian mengindikasikan keinginan
seseorang untuk melakukan pencarian. Intensi konsumsi adalah keinginan
seseorang untuk terikat dalam aktifitas konsumsi.
Sikap mewakili
apa yang disukai maupun tidak disukai oleh seseorang. Sikap seorang konsumen
mendorong konsumen untuk melakukan pemilihan terhadap beberapa produk. Sehingga
sikap terkadang diukur dalam bentuk preferensi atau pilihan konsumen.
Preferensi itu sendiri dapat dikatakan sebagai suatu sikap terhadap sebuah
objek dan relasinya terhadap objek lain. Kepercayaan dapat didefinisikan
sebagai penilaian subjektif mengenai hubungan antara dua atau lebih benda.
Suatu kepercayaan dibentuk dari pengetahuan. Apa
yang telah seseorang pelajari mengenai suatu produk mendorong timbulnya
kepercayaan tertentu mengenai produk tersebut. Perasaan adalah suatu keadaan
yang memiliki pengaruh (seperti mood seseorang) atau reaksi. Perasaan dapat
bersifat positif maupun negatif tergantung kepada setiap individu. Perasaan
juga memiliki pengaruh terhadap penentuan sikap seorang konsumen.
B. Environmental Influences on Consumer Behavior
B. Environmental Influences on Consumer Behavior
1.
Budaya, etnisitas,
dan kelas social
Budaya adalah
kumpulan nilai, ide, artefak, dan simbol-simbol lain yang membantu seseorang
untuk berkomunikasi, mengartikan, dan mengevaluasi sebagai bagian dari suatu
lingkungan. Budaya terbagi menjadi dua yaitu abstrak dan elemen material yang
memberikan kemampuan bagi seseorang untuk mendefinisikan, mengevaluasi, dan
membedakan antarbudaya. Elemen abstrak terdiri atas nilai-nilai, sikap, ide,
tipe kepribadian, dan kesimpulan gagasan seperti agama atau politik. Material
komponen terdiri atas benda-benda seperti buku, komputer, gedung, peralatan,
dan lain-lain.
Etnisitas adalah suatu elemen penting dalam menentukan suatu budaya dan memprediksi keinginan dan perilaku konsumen. Perilaku konsumen adalah suatu fungsi dari perasaan etnisitas sebagaimana dengan identitas budaya, keadaan sosial, dan tipe produk.
Etnisitas adalah suatu elemen penting dalam menentukan suatu budaya dan memprediksi keinginan dan perilaku konsumen. Perilaku konsumen adalah suatu fungsi dari perasaan etnisitas sebagaimana dengan identitas budaya, keadaan sosial, dan tipe produk.
Kelas sosial
dapat didefinisikan sebagai divisi yang bersifat relatif permanen dan homogenus
dalam suatu kumpulan sosial dimana individual atau keluarga saling bertukar
nilai, gaya hidup, ketertarikan, kekayaan, status, pendidikan, posisi ekonomi,
dan perilaku yang sama. Penelitian pemasaran seringkali berfokus pada
variabel-variabel kelas sosial karena penentuan produk apa yang akan dibeli
oleh konsumen ditentukan oleh kelas sosial.
2. Keluarga dan pengaruh rumah tangga
2. Keluarga dan pengaruh rumah tangga
Secara ilmiah
keluarga dapat diartikan sebagai sekelompok yang terdiri dari dua atau lebih
individu yang berhubungan darah, pernikahan, atau adopsi yang tinggal
berdampingan. Sedangkan rumah tangga adalah semua orang, baik yang berelasi
maupun tidak berelasi yang menempati sebuah unit rumah. Keluarga maupun
pengaruh rumah tangga mempengaruhi sikap pembelian konsumen. Misalnya kelahiran
anak mempengaruhi suatu keluarga untuk menambah perabotan, bahan makanan bayi,
dan lain-lain.
3. Kelompok dan pengaruh personal
3. Kelompok dan pengaruh personal
Suatu perilaku
konsumen tak lepas dari pengaruh kelompok dan personal yang dianutnya.
Reference group adalah seseorang atau sekelompok orang yang mempengaruhi
perilaku individu secara signifikan. Reference group dapat berupa artis, atlit,
tokoh politik, kelompok musik, partai politik, dan lain-lain. Reference group
mempengaruhi dalam beberapa cara. Pertama-tama reference group menciptakan
sosialisasi atas individu. Kedua reference group berperan penting dalam
membangun dan mengevaluasi konsep seseorang dan membandingkannya dengan orang
lain. Ketiga, reference group menjadi alat untuk
mendapatkan pemenuhan norma dalam sebuah kelompok sosial.
DAFTAR PUSTAKA