Gambar :
Penyakit kudis pada ubi jalar (Ipomoea batatas) disebabkan oleh Streptomyces ipomoeae. Penyakit ini disebut juga dengan cacar atau busuk akar kecil. Patogen ini menyerang bagian bawah tanaman termasuk akar, umbi, dan pangkal batang. Penyakit ini dapat mulai menyerang pada setiap tahap pertumbuhan tanaman, ketika kondisi sesuai dan cocok untuk perkembangan pathogen ini (terutama cuaca kering). . S. ipomoeae juga menginfeksi anggota lain dari keluarga tumbuhan Convolvulaceae.
Infeksi pada sistem
akar fibrosa sering disebut sebagai "busuk akar kecil". tanaman yang
terkena menjadi kerdil, daun lebih kecil dan pucat.
Streptomyces ipomoeae termasuk
pathogen tular
tanah, bersifat aerobik, sangat oksidatif, gram positif , membentuk rantai 3-10 spora oval (miselium), 0,8 -0,9 x
0,9-1,8 μm, dengan dinding halus. Spiral adalah radius sekitar 3-5 μm yang
mungkin tidak lengkap, memberikan kait dan loop, atau 1-2 bergantian.
Dalam media kultur, koloni memiliki sporulasi hijau
kebiruan, tetapi tidak memiliki bau khas genus Streptomyces lainnya.
Biologi dan ekologi
Patogen tular tanah ini dan penyebarannya terjadi melalui
pergerakan air, manusia dan binatang, alat-alat yang terinfeksi, bahan tanam
yang terinfeksi, dan kotoran sapi. Bakteri tetap aktif sampai inang ada dan
kondisi yang tepat untuk infeksi. Jika bakteri ini telah ada di dalam tanah
maka susah untuk menghilangkan atau memusnahkan pathogen ini.
Penyakit ini berkembang ketika cuaca kering, pH tanah di atas
5.2 dan suhu hangat.
Host kisaran
Inangnya berupa Ipomoea
batatas (ubi jalar) dan dapat menginfeksi spesies lain dari family Convolvulaceae.
Pengendalian yang dapat dilakukan
1. Menanam
tanaman tahan seperti Beauregard dan Jasper, menunjukkan tingginya tingkat
perlawanan sementara beberapa kultivar seperti Jewel dan Centennial, sangat
rentan.
2. Kultur
teknis yang baik.
3. Rotasi
tanaman yang bukan tanaman yang sama penyakitnya dengan ubi jalar.
4. Hindari
kekeringan tanah dengan pengaturan irigasi yang tepat waktu.
5. Hati-hati
pemilihan bahan tanam.
6. Hindari
pengantar dari lahan yang terinfeksi ke lahan yang belum terinfeksi, dengan
membatasi pergerakan peralatan, hewan, pupuk atau bahan tanam.
7. Penggunaan
fumigasi tanah dengan chloropicrin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar