Pembuatan awetan
spesimen diperlukan untuk tujuan pengamatan spesimen secara praktis tanpa harus
mencari bahan segar yang baru. Terutama untuk spesimen-spesimen yang sulit di
temukan di alam. Awetan spesimen dapat berupa awetan basah atau kering. untuk
awetan kering, tanaman diawetkan dalam bentuk herbarium, sedangkan untuk
mengawetkan hewan dengan sebelumnya mengeluarkan organ-organ dalamnya. awetan
basah, baik untuk hewan maupun tumbuhan biasanya dibuat dengan merendam seluruh
spesimen dalam larutan formalin 4%.
Awetan yang telah
dibuat kemudian dimasukkan dalam daftar inventaris koleksi. pencatatan
dilakukan kedalam field book/collector book. sedangkan pada herbarium
keterangan tentang tumbuhan dicantumkan dalam etiket. dalam herbarium ada dua
macam etiket, yaitu etiket gantung yang berisi tentang; nomer koleksi, inisial
nama kolektor, tanggal pengambilan spesimen dan daeran tingkat II tempat
pengambilan (untuk bagian depan) dan nama ilmian spesimen (untuk bagian
belakang).
Pada etiket tempel
yang harus dicantumkan antara lain; kop( kepala surat) sebagipengenal
indentitas kolektor/lembaga yang menaungi, (No)nomer koleksi,(dd)tanggal ambil,
familia, genus, spesies, Nom. Indig(nama lokal), (dd) tanggal menempel,
(determinasi)nama orang yang mengidentifikasi spesimen itu, (insula) pulau
tempat mengambil, (m. alt) ketinggian tempat pengambilan dari permukaan air
laut, (loc) kabupaten tempat pengambilan, dan (annotatione) deskripsi spesimen
tersebut.
Alat dan Bahan :
a. Herbarium
1. Karton/duplek 2. Kertas koran 3. Sasak dari bambu/tripleks 4. Sampel tanaman
5. Alat tulis
1. Karton/duplek 2. Kertas koran 3. Sasak dari bambu/tripleks 4. Sampel tanaman
5. Alat tulis
b. Awetan basah
1.
Botol jam 2. Sampel specimen 3. Formalin
4. Akuades 5. Gelas ukur 6. Kertas
label
Cara Kerja :
Cara Kerja :
a. Membuat Herbarium
1. Ambil salah satu tanaman/ bagian dari tanaman
2.
Cara 1 : masukkan tanaman itu pada sasak
bambu yang telah dibuat dan keringkan tanaman dengan penjemuran terhadap cahaya
matahari.
Cara2 : atur posisi tanaman pada lembaran koran hingga rata.lapisi lagi dengan beberapa lembar koran, tangkup dengan tripleks pada kedua sisinya lalu ikat dengan kencangsehingga tanaman ter-press dengan kuat. ganti koran dengan yang kering setiap kali koran pembungkus tanaman basah. lakukan berulang-ulang hingga tanaman benar-benar kering.
3. Tanaman dikatakan kering jika sudah cukup kaku dan tidak terasa dingin.
4. Tanaman yang akan dibuat herbarium, sebaiknya memiliki bagian-bagian yang lengkap. jika bunga nya mudah gugur maka masukkan bunga tersebut dalam amplop dan selipkan pada herbarium . daun atua bagian tanaman yang terlalu panjang bisa dilipat.
5. Tempelkan tanamanyang telah dikeringkan pada karton dengan menggunakan jahitan tali/ selotip. usahan kenampakan atas dan kenampakan bawah daun diperlihatkan.
6. Lengkapi keterangan yang terdapat pada collector book
7. Pasang etikenya.
Cara2 : atur posisi tanaman pada lembaran koran hingga rata.lapisi lagi dengan beberapa lembar koran, tangkup dengan tripleks pada kedua sisinya lalu ikat dengan kencangsehingga tanaman ter-press dengan kuat. ganti koran dengan yang kering setiap kali koran pembungkus tanaman basah. lakukan berulang-ulang hingga tanaman benar-benar kering.
3. Tanaman dikatakan kering jika sudah cukup kaku dan tidak terasa dingin.
4. Tanaman yang akan dibuat herbarium, sebaiknya memiliki bagian-bagian yang lengkap. jika bunga nya mudah gugur maka masukkan bunga tersebut dalam amplop dan selipkan pada herbarium . daun atua bagian tanaman yang terlalu panjang bisa dilipat.
5. Tempelkan tanamanyang telah dikeringkan pada karton dengan menggunakan jahitan tali/ selotip. usahan kenampakan atas dan kenampakan bawah daun diperlihatkan.
6. Lengkapi keterangan yang terdapat pada collector book
7. Pasang etikenya.
b. Membuat Awetan
Basah
1. Siapkan spesimen yang akan diawetkan
2. Sediakan formalin yang telah diencerkan sesuai dengan keinginan.
3. Masukkan spesimen pada larutan formalin yang telah ada dalam botol jam dan telah diencerkan.
4, Tutup rapat botol dan kemudian diberi label yang berisi nama spesimen tersebut dan familinya.
1. Siapkan spesimen yang akan diawetkan
2. Sediakan formalin yang telah diencerkan sesuai dengan keinginan.
3. Masukkan spesimen pada larutan formalin yang telah ada dalam botol jam dan telah diencerkan.
4, Tutup rapat botol dan kemudian diberi label yang berisi nama spesimen tersebut dan familinya.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar